Patuanan
Desa Patuanan
Kecamatan Leuwimunding
Kabupaten Majalengka
Provinsi Jawa Barat
Indonesia
Kode Pos 45473
Kabupaten Majalengka yang hampir seluruh masyarakatnya mayoritas berbahasa Sunda tapi ada daerah atau Desa yang penduduknya Berbahasa Jawa. Hemmm... memang benar ada Satu Desa yang yang namanya Desa Patuanan Desa tersebut berada di Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka penduduknya yang bermayoritas Bahasa Jawa menjadikan Desa Patuanan mempunyai keunikan tersendiri bagi masyarakat Majalengka khususnya untuk Kecamatan Leuwimunding.
Istilah “Jawa Tengah” muncul karena Desa Patuanan tersebut berada di tengah-tengah masyarakat Majalengka yang mayoritas berbahasa Sunda.
Dikutip dari Pustaka Kemucen Kuat dugaan bahwa Bahasa Jawa masyarakat Desa Patuanan ini sebagai warisan pelarian tentara Mataram pada masa Sultan Agung ketika menggempur Batavia. Inilah pula cikal bakal dari nama Desa itu sendiri yang mendapat tempat kehormatan oleh masyarakat sekitarnya.
Sumber lain mengatakan Tentang Sejarah Patuanan/ Desa Patuanan Kata PATUANAN berasal dari Tua-tua. Salah satu kata yang di ambil dari bahasa Cirebon.Buyut Pernata Kusuma atau Ki Geden Kipas mempunyai seorang putra yang diberi nama janur wenda. singkat cerita ..Dalam pertalian Embah Kuwu Sangkan yang saat ini menjadi pemimpin Cirebon, Janur wenda memanggil Embah Kuwu Sangkan adalah Rama Paman. Jadi Embah Kuwu kepada Buyut Pernata Kusuma adalah saudara yang lebih tua sehingga dari hal tersebut maka daerah yang menjadi kediaman Buyut Pernata Kusuma diberi nama Patuanan.
baca selengkapnya Sejarah Desa Patuanan di http://patuanan.blogspot.com
Berkaitan dengan upaya pelestarian Bahasa Ibu, terlebih khususnya lagi adalah Bahasa Sunda, sesungguhnya sudah ada Perda yang mengatur tentang hal ini. Perda yang dimaksud adalah Perda No.6/1996 yang kemudian diikuti oleh Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat no.434/SK.614-Dis.PK/99. Perda dan Surat Keputusan Gubernur ini berlatar belakang Keputusan Presiden no.082/B/1991. Kini Perda no 6 itu diperkuat lagi dengan Perda no.5/2003 mengenai Miara Basa, Sastra jeung Aksara Sunda. Dalam hal ini diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk memelihara, memupuk dan menumbuhkembangkannya dari berbagai pihak baik itu birokrat, para akademisi hingga pun masyarakat pada umumnya.
Selain patuanan ada juga di Kecamatan Suberjaya yang sebagian masyarakatnya menggunakan bahasa jawa Cirebon apalagi yang berbatasan dengan Cirebon seperti di panjalin, panyingkiran, prapatan, ciwaringin orang sini mengatakan jawa kuek (koek) jawareh (jawa sawareh)sunda bisa jawa bisa.
Selain itu Kabupaten Majalengka memang mempunyai keanekaragaman logat bahasa sunda terkadang dari logat bahasa pun bisa diketahui dari Desa mana seseorang tersebut tinggal.
Nice info..
ReplyDeleteSebagai warga masyarakat Desa.. Jarang orang yg mengetahui atau peduli dengan asal-usul desa tempat tinggalnya..
Padahal, dengan mengetahui asal-usul tempat tinggal kita, selain bisa menjelaskan kpada anak cucu kita kelak, juga dapat menumbuhkan rasa cinta kita trhdp kampung halaman, menghargai para pendiri dan orang2 yg hidup sebelum kita, sehingga kita dpt menjaga kelestarian adat, budaya, dan eksistensi Desa..
Karena Desa adalah kekuatan Ekonomi pada Dasarnya..
hturnuhun sudah mampir, :)
Deleteyups betul sekali pendapatnya, bahasa sunda nya si " ngamumule lembur sorangan" bahasa dan kebudayaannya yang harus terus dilestarikan.
asslamualaikuim hallo,
ReplyDeletesaya juga asli lahir di Patuanan
Postingannya bagus mas. Maaf ada yang perlu dikoreksi. Kami bukan berasal dari sisa pelarian tentara MATARAM, meskpun benar Cirebon pernah menjadi bagian Mataram Islam seblum akhirnya jatuh ke tangan belanda.
Ada banyak versi menghenai sejarah desa kami. Versi yang paling banyak diyakini adalah:
Dahulu ada seorang anak yang bernama Kembar atau Buyut Kembar Pegambuan yang diceritakan menghilang lari dari tempatnya di Cirebon (ini alasan kenapa munjung biasa diadakan pertama kali di Pegambuan, karena merupakan tempat singgah pertama leluhur). Anak yang hilang ini kemudian di cari oleh orang tuanya. Kebetulan Pangeran Kipas selaku tetua mencari keberadaan anak ini dan menemukannya di tempat yang sekrang bernama Patuanan KIdul / Dukuh Deog / Pegambuan (sekarang masuk wilayah Desa Sindanghaji).
Pengeran KIpas / Buyut Pernata Kusuma adalah seorang guru / resi yang memilii banyak murid. Karena sang guru pergi ke Patuanan, maka para muridnya pun mengikuti jejaknya. Para murid tersebut di antaranya adalah buyt Kembar, Lanjar, NItisari, Nuriman, Nurjati, B. Amal, b. Semidin, B. Winayu (seorang ratu dari Talaga), Sangkin, b. Suranenggala dan sterusnya.
Nah setalah itu mereka memutuskan untuk menetap di Patuanan hingga beranak Pinak sampai sekarang.
Kebanyakan dari para buyut itu berasal ari desa Bagusan Cirebon.
Klo pernyataan kata "PATUANAN" itu berasal dari mana saya setuju, berassal dari kata Tua merujuuk pada pangeran Kipas yang dipanggil "uwa" oleh Sultan Cirebon.
Pada awalnya wilayah desa Patuanan cukup luas mencakup wilayah desa Patuanan, Sindanghaji dan Tarikolot. Patuanan dipisah menjadi patuanan dan sindanghaji sejak pendudukan belanda, kemudian Sindanghaji dimekarkan lagi menjadi desa sindanghaji dan traikolot. sebagai bukti bahwa dulu tarikolot dan sindanghaji adalah wilayah patuanan, Anda dapat menemukan sawah lebaj Nata (pernata kusuma/pengeran kipas) dan blok Nata. Kedea kata "nata" tersebut merujuk pada leluhur kami yaiu Pernata Kusuma atau PANGERAN kIPAS.
Anda juga bisa datang ke balai desa sindanghaji untuk membca sejarah desa mereka yang dipampang pada papan.
Owh ya yang aneh masayarakat tarikolot sendiri kurang memahami apa makna "tarikolot" yang dimaksud, sampai ada radio lokal yang memakai nama "old dance" maksutnya orang tua yang menari ato tarian orang tua. Padahal tidak demikian tarikolot maksutnnya adalah "ditarik kunukolot" artinya wilayah itu ditarik ke timur ke wilayah patuanan / orang kolot/ tetua. begitu mas.
Terima kasih mas, postingannya keren. Klo sempat nanti kita ngobrol ya via fb / twitter add / follow iwan ridwan wahidin
masih banyak yang menarik mengenai desa kami, bagaiman hubungn dengan desa tetangga Parakan atau BUniwangi juga menarik untuk ditelusuri. Ditunggu diskusi selanjuntnya.
wassalam
@allaaboutus
ReplyDeleteAkhirnya yang diharapkan datang juga penduduk Asli dari Desa Patuanan" mas iwan, ini asli wong patuanan. Selamat datang untuk kedua kalinya di kampung Rajagaluh masih satu Kabupaten ..hee.. :)
Mas iwan mungkin kata pelariannya bisa di garis bawahi kalu di artikel saya di atas di kasih tebal hurufnya untuk Bahasa Jawa
selangkapnya kalimat yang ini ya mas maksudnya coba di simak lagi kalimatnya,
" Kuat dugaan bahwa Bahasa Jawa masyarakat Desa Patuanan ini sebagai warisan pelarian tentara Mataram pada masa Sultan Agung ketika menggempur Batavia". saya kutip sepenggal artikel tersebut dari Pustaka Kemucen.maksudnya "bahasa dari masyarakat Patuanan warisan dari Prajurit Mataram". mungkin itu maksud dari Pustaka Kemucen.dan apakah itu maksud dari koreksian mas iwan :).
Sama mas Sejarah Rajagaluh juga mempunyai banyak versi tapi yang diyakini ya menurut masyarakatnya rajagaluh itu sendiri :)dan begitu pula dengan sejarah-sejarah yang ada di dunia terkadang beda-beda. tapi justru menjadi daya tarik sendiri itu menurut saya.. :)
Terimaksih mas koreksinya di terima sekali, justru dengan koreksi-koreksi diharapkan bisa lebih baik lagi :)
tambahan mengenai Sejarah Desa Patuanannya juga lengkap nih terimakasih sudah menambahkan di komentar ini biar pada tau.
wah kayanya menarik tuh mas boleh..boleh.
artikel yang sekiranya bisa bermanfaat bisa dan ingin di publikasikan di blogini mangga kirim email saja :
"anditipasundan@yahoo.com" nanti saya posting di blog ini. .ok mas nanti saya berkunjung ke FB nya. terimakasih. :)
he he ok...ok...wah kang Andi keren lah...tidak banyak kaum muda yang tertarik mempelajari sejarah.....kebanyakan kalo ditanya "apa sejarahnya leuwomunding ?" cuma djwb "nya behulana aya leuwi jeung munding", leuwikujang juga, rajawangi bahkan RAJAGALUH yang kesohor...dst, kan lucu jadinya. Masa ditanya sejarahnya sendiri gak bisa jawab. Ai kang Andi aktivis ya ?...di FB bagi aja tuh sejarah-sejarah di grup "MAJALENGKA KITA", di situ ada temen2 dari seantero majelangka
ReplyDelete@allaaboutus
Deletekalau bukan kita siapa lagi..hee.. setidaknya ya kita tau walupun sedikit juga sejarah kampung halaman kita sendiri paling engga buat kita sendiri dan temen-temen dekat kita. ;)
klau aktif si engga juga..hee.. wah grup facebook "MAJALENGKA" banyak juga ya.. hee..sip..sip.
yo yoyoy :D
ReplyDeletehehe... lestarikan terus Bahasa Patuanan :D
DeleteKang, nuhunkeun akun FB-na lah...bade diadd...ke insyaAllah mun kuring nuju di lembur ameng lah ka RAjagaluh...Kita ngobrol ngobrol (allaboutus)
ReplyDeleteAsslmualaikum...abdi warga Rajagaluh nya kitu deui patuanan nuhun FB na kang ....
DeleteKang Rahmat : aduuh telat nya kang balesnya..punten.. mangga kita ngobrol-ngobrol bari ngopi..hee..
DeleteKang Raskam : Waalaikumsalam, Wilujeng sumping haturnuhun tos linggih.
Mangga FB abdi: TIPASUNDAN, di antos addna.