korana urang majalengka
Tuesday, 17 March 2009
RAJAGALUH - Masyarakat Desa Rajagaluh pantas berbangga diri dengan predikat yang disandangya saat ini, sebagai desa yang memiliki kantor pemerintahan desa terbesar dan termegah se-Indonesia. Semangat dan peranserta masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana di desa yang memiliki PAD cukup besar dari sektor pasar itu, patut mendapat acungan jempol.
Sepintas lalu bagi orang yang belum tahu, kantor desa kerap disangka pendopo bupati atau kantor kecamatan. Pasalnya, selain memiliki halaman yang cukup luas, bangunan kantor yang dilengkapi dengan fasilitas aula, musala, dan kantin itu berdiri cukup megah dan berada di lokasi yang cukup strategis yakni di sekitar jalan utama Rajagaluh-Majalengka.
Di kantor yang luasnya hampir 1.000 meter itu terdapat ruang tamu dan ruang depan yang cukup mentereng. Di dalamnya, setiap pamong desa memiliki ruangan kantor masing-masing mirip perkantoran pemda. Di antaranya ruang kantor kepala desa, sekdes, ruang rapat, ruang BPD, LPM, ruang kambtibmas, ruang tamu, musala, kantin, dapur, aula, dan ruangan lainnya.
Menurut Kepala Desa Rajagaluh, Solihin SPd, pembangunan kantor desa yang menelan anggaran sebesar Rp1,8 miliar lebih tersebut dimulai sekitar tahun 1998. Pembangunan baru rampung pada 23 Agustus 2003 saat desanya di bawah kepemimpinan Kuwu HA Djamaludin (alm).
Anggaran pembangunan kantor desa itu sebagian besar diperoleh dari PAD desa, terutama dari sektor retribusi pasar. Dari sektor pasar, dalam setahun bisa mencapai Rp864,7 juta ditambah dengan dukungan swadaya masyarakat yang cukup tinggi, sehingga pembangunan kantor desa bisa rampung dalam kurun waktu lima tahun.
“Untuk tahun kemarin saja PAD kami mampu mencapai Rp1 miliar (tepatnya Rp1.037.634.400),” jelas Solihin kepada Radar, kemarin (17/3).
Saat disingung soal peran dan fungsi aula Galuh Pakuan yang berdiri di lahan seluas 12x45 meter yang menyatu dengan bangunan kantor desa, Solihan menjelaskan bahwa aula tersebut multifungsi, bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti resepsi maupun kegiatan pemerintahan.
Tapi, sangat disayangkan keberhasilan Desa Rajagaluh yang mampu membangun kantor desa cukup megah tersebut tidak diikuti oleh desa lain yang memiliki pasar desa. Seperti Desa Ciborelang dan Sutawangi di Kecamatan Jatiwangi, Kelurahan/Kecamatan Cigasong, serta Desa Maja dan Talaga. Padahal, desa-desa tersebut dapat melakukan hal yang sama seperti Rajagaluh jika memiliki semangat dan konsep pembangunan yang tinggi. (pai)
RAJAGALUH - Masyarakat Desa Rajagaluh pantas berbangga diri dengan predikat yang disandangya saat ini, sebagai desa yang memiliki kantor pemerintahan desa terbesar dan termegah se-Indonesia. Semangat dan peranserta masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana di desa yang memiliki PAD cukup besar dari sektor pasar itu, patut mendapat acungan jempol.
Sepintas lalu bagi orang yang belum tahu, kantor desa kerap disangka pendopo bupati atau kantor kecamatan. Pasalnya, selain memiliki halaman yang cukup luas, bangunan kantor yang dilengkapi dengan fasilitas aula, musala, dan kantin itu berdiri cukup megah dan berada di lokasi yang cukup strategis yakni di sekitar jalan utama Rajagaluh-Majalengka.
Di kantor yang luasnya hampir 1.000 meter itu terdapat ruang tamu dan ruang depan yang cukup mentereng. Di dalamnya, setiap pamong desa memiliki ruangan kantor masing-masing mirip perkantoran pemda. Di antaranya ruang kantor kepala desa, sekdes, ruang rapat, ruang BPD, LPM, ruang kambtibmas, ruang tamu, musala, kantin, dapur, aula, dan ruangan lainnya.
Menurut Kepala Desa Rajagaluh, Solihin SPd, pembangunan kantor desa yang menelan anggaran sebesar Rp1,8 miliar lebih tersebut dimulai sekitar tahun 1998. Pembangunan baru rampung pada 23 Agustus 2003 saat desanya di bawah kepemimpinan Kuwu HA Djamaludin (alm).
Anggaran pembangunan kantor desa itu sebagian besar diperoleh dari PAD desa, terutama dari sektor retribusi pasar. Dari sektor pasar, dalam setahun bisa mencapai Rp864,7 juta ditambah dengan dukungan swadaya masyarakat yang cukup tinggi, sehingga pembangunan kantor desa bisa rampung dalam kurun waktu lima tahun.
“Untuk tahun kemarin saja PAD kami mampu mencapai Rp1 miliar (tepatnya Rp1.037.634.400),” jelas Solihin kepada Radar, kemarin (17/3).
Saat disingung soal peran dan fungsi aula Galuh Pakuan yang berdiri di lahan seluas 12x45 meter yang menyatu dengan bangunan kantor desa, Solihan menjelaskan bahwa aula tersebut multifungsi, bisa digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti resepsi maupun kegiatan pemerintahan.
Tapi, sangat disayangkan keberhasilan Desa Rajagaluh yang mampu membangun kantor desa cukup megah tersebut tidak diikuti oleh desa lain yang memiliki pasar desa. Seperti Desa Ciborelang dan Sutawangi di Kecamatan Jatiwangi, Kelurahan/Kecamatan Cigasong, serta Desa Maja dan Talaga. Padahal, desa-desa tersebut dapat melakukan hal yang sama seperti Rajagaluh jika memiliki semangat dan konsep pembangunan yang tinggi. (pai)
sumber : Radar Cirebon
Rajagaluh Majalengka Jawa Barat Indonesia
Posting : RAJAGALUH UNDERCOVER
Posting : RAJAGALUH UNDERCOVER
0 comentários:
Post a Comment
tinggalkan pesan